Minggu, 02 Agustus 2009

jalan2 ke dufan bersama personil RnD

Acara jalan2 ke dufan ini entah sudah sejak kapan direncanakan, tapi selalu batal, alhamdulillah tgl 1 Agustus 2009 ini terlaksana. Tgl 1 Agustus ini juga bertepatan dengan milad salah satu personil RnD yaitu Titin Yunita Agustina (biasa kupanggil mba' Titin). Mba Titin adalah Supervisor Formulasi Produk Baru, alumni Universitas Pancasila angkatan 2000.
Aku akan memulai cerita dari mulai persiapan2nya. Ketua rombongan kita ini adalah Agus (Supervisor Formulasi produk existing). Aku biasa memanggilnya mas Agus. Mas Agus alumni Universitas Pancasila angkatan 2002, tapi umurnya sebaya Mba Titin.
Mas Agus ni bener2 niat nyiapin acara ini. Dari mulai polling maunya jalan2 kemana, tgl berapa. Cari2 diskon, misalnya dari BNI 46, Indosat, Flexi. Mendata siapa aja yang bisa ikut. Sampe dress code nya juga ditentuin sama mas Agus.
Pokoknya akhirnya disepakati jalan2 ke dufan tgl 1 Agustus, personil yang ikut 12 orang. Bayarnya pake kartu debit BNI 46. Kenapa BNI yang dipilih? karena diskonnya paling besar yaitu 40% dan jumlahnya gampang mengaturnya. Sempet siy qt pengen pake diskon Indosat yang 35%, anak2 yang ga pake indosat ampe bela2in beli perdana IM3 demi diskon. Karena informasi yang beredar simpang siur. Dari mulai tarif dufan klo sabtu itu 120ribu or 140 ribu. Diskon BNI itu 20% or 40%. Kalo pake indosat harus ber4, semuanya harus pake indosat or cuma salah 1 aja yang pake indosat. Berhubung jadwal kerja di kantor itu padat, mas agus baru sempet telpon orang BNI H-1. Baru tau deh diskonnya itu 40% (lebih gede dari indosat). 1 kartu bisa berlaku untuk 8 orang maximal tapi ga ada minimalnya.
Ada juga penghalang acara ini, 2 minggu sebelum hari H, ada 2 undangan pernikahan dari teman sekantor kami, tapi beda departemen. Aku tidak begitu kenal dengan si calon pengantin. 1 minggu sebelum hari H ada undangan pernikahan dari alumni RnD, tapi aku kan baru, jadi tidak kenal. Tapi teman2 RnD yang dekat dengan yang mau nikah lebih memilih datang ke pesta pernikahan alumni RnD ini. Jadi tersisa 12 orang yang bertekad bulat mewujudkan acara jalan2 ke dufan, yaitu mas agus, mba titin, lisa (supervisor analisa raw material) , mba indah (supervisor registrasi) , aku, zahro (analis analisa) , suryani (analis formulasi) ,achmad(analis analisa), novi (analis formulasi) dan mas sugeng, mba soni(admin RnD merangkap sekretaris manager RnD), serta irma. Mas sugeng dan irma itu bukan personil RnD. Irma analis QC packaging material. Irma ikut kerena aku yang ajak. Tiap hari aku, irma, k' ani, & mba silvi berangkat & pulang kantor bersama, jadi aku cukup akrab dengan mereka. K' ani & mba silvi ada kepentingan lain. Klo mas sugeng bukan orang RnD tapi tunangannya novi (padahal novi itu lahir november 1987, 2 tahun lebih muda dari aku).
H-1 mas agus udah wanti2 besok jangan sampe telat, kumpul di dufan jam 10 maksimal. Tiap orang ditanyain berangkat bareng siapa. Menjelang pulang, mas agus bicara 4 mata denganku untuk memastikan kesediaanku menggunakan kartu BNI untuk bayar dufan. Aku sedang menunggu komputerku shut down, jadi kami bicara di dekat mejaku. Tiba2 Bu manager RnD lewat dan menegur kami " Ngapain kamu berdua2an?" dengan nada tegas. Aku & mas agus bingung mau jawab apa karena kaget. Mas agus cuma bilang "ini Bu ada urusan". Tapi rupanya Bu manager kami itu sedang buru2 mau pulang, jadi tidak menanggapi dengan serius. Padahal di ruangan masih ada orang lain, tapi kan meja tiap supervisor disekat2, jadi kesannya kita berduaan.
Pada saat hari H, ada 1 orang batal datang yaitu mba Soni, mendadak ibunya tidak enak badan. Jadi tinggal 11 orang yang bisa ke dufan. O iya kawasan tempat tinggalku & irma yang berada di kawasan Ciledug bisa dibilang paling jauh dari lokasi, jadi aku merencanakan berangkat lebih pagi supaya tidak terlambat dan menghindari macet. Aku bangun jam 4 pagi untuk prepare. hari sebelumnya kami masih masuk kantor, jadi aku tidak sempat prepare. Jam 6.30 aku & irma sudah berada di bianglala 44 Ciledug-Senen. Menurut ortu aku, rute ini paling mudah. karena dari senen kita tinggal naik transjakarta kampung melayu-ancol. Kami janjian dengan achmad di senen karena rumahnya dekat senen yaitu di cempaka putih. Kira2 pukul 8.30 pagi kami bertiga naik transjakarta dari Senen (halte busway yang di kolong fly over, disamping atrium senen). Secara kebetulan kami ber3 pake baju pink. Irma bilang kita seperti trio kwek-kwek(masih jaman ga sich trio kwek-kwek?). Ternyata jalanan lancar karena itu hari sabtu. Busway yang kami tumpangi busway adalah yang gandeng. Aku baru pertama kali naik busway itu jadi aku masih norak2 ga jelas gitu. Untung masih pagi, jadi penumpangnya cuma sedikit. Yang menjaga pintu busway pake batik. Ada koran gratis di busway, kami mengambil 2 eksemplar. Lumayan buat dibaca, buat alas duduk, or buat pelindung matahari. hehehe....
Kurang lebih pukul 9 kami tiba di halte busway ancol. Wuih pagi sekali ya.... Kami bertiga yang datang paling awal. Kami langsung melayangkan sms ke teman2 yang lain menanyakan keberadaan mereka. Eh sebelum itu aku & irma ke toilet dulu, maklum qt kedinginan saat di bianglala 44, pas turun di senen ga ada toilet umum, jadi nahan ampe ancol deh. Ternyata masih pada di jalan. Kami menunggu sambil baca koran gratisan. Ternyata 1 agustus itu bertepatan pula dengan pengumuman SNPTN (Seleksi Nasional Perguruan Tinggi Negeri, dulu istilahnya SPMB, UMPTN, Skalu, dll). Sambil baca koran, kami makan cemilan. Bosan dengan koran, kami ber3 foto2 di halte busway, dasar narsis. Pukul 09.45, kami sudah luar biasa bosan menunggu tapi tidak ada yang datang. Akhirnya kami putuskan untuk masuk ke dalam ancol, menuju loket dufan. Orang2 sudah penuh menanti dibukanya loket. Kami baca informasinya. Sabtu-Minggu loket buka jam 11. Oh my God.... Astaghfirullah... Kami masih harus menunggu lagi. Koran gratisannya kali ini digunakan untuk alas duduk. Saat itulah mas agus & lisa datang. Ko bisa bareng ya? padahal mas agus berangkat dari tangerang, lisa dari kalimalang. Jangan2 ada gosip baru nich. hehehe.... BTW mas agus pake kemeja kantor warna putih, padahal dia sendiri yang bilang harus pake baju warna cerah seperti hijau, biru, kuning, pink, dll. Dasar omongan n tindakan ga singkron. Think positive-nyamungkin tadi malem abis lembur, pulang jam 9 malem dari kantor ga sempet nyiapin baju.
Loket buka pukul 10. Aku dan lisa segera antri karena kami yang bawa debit BNI. Aku bayar 6 orang, lisa 5 orang. Eh tapi Novi & Mas sugeng serta Suryani belum dikonfirmasi pasti datang atau tidak. Aku segera telpon Suryani. Fix datang. Tinggal Novi & mas sugeng yang tidak bisa dihubungi. Tapi karena tidak ada konfirmasi pemabatalan, mereka tetap dibelikan tiket. Selesai aku antri tiket, mba indah, zahro, mba titin, suryani sudah datang. Tinggal tunggu novi & mas sugeng. ditelpon ga bisa, di sms ga dibalas. Kami menunggu sambil makan kue dari mba titin. Tiba2 novi & mas sugeng datang sambil senyam senyum tanpa rasa bersalah. Langsung aja mas sugeng disuruh jadi tukang foto, kan dia bukan teman sekantor kami. hehehe...
Kami langsung masuk dufan. Irma langsung minta foto2, narsis banget deh Irma. Kami naik wahana2 seperti kora2, simulator extreme log, perang bintang, halilintar, alap-alap, bianglala, ontang anting, niagara, rumah kaca, rumah miring, istana boneka. Alhamdulillah kami tetap menjalankan sholat dzuhur, ashar, dan magrib walaupun waktunya ngaret. Tadinya kami juga ingin naik arung jeram, turangga-rangga, dan baku toki, tapi batal karena tepat pukul 8 semua wahana tutup. Sedangkan arung jeram dan kicir2 tidak beroperasi. Tornado? wah sorry aja, masih sayang nyawa.
Makan siang di McD yang antrinya PUANJANG & LAMA (kaya iklan choki2, hehehe...). Kami berpencar supaya cepat. kurang lebih 30 menit mengantri baru dapat memesan. Saking ramenya, yang beda jalur antrian mau ngomong harus via telepon agar terdengar.
Kami antri niagara menjelang magrib. tau khan desain tempat anrian niagara? Rumah2an dari kayu yang cukup tertutup. Puanas nas nas nas... Koran gratisannya kali ini alih fungsi jadi kipas angin. Ada yang mempertanyakan kenapa desain rumahnya seperti ini. Mungkin karena niagara ada di kawasan amerika, jadi dibuat mirip ruma2 di texas gitu (padahal belum pernah ke texas, tapi sotoy aja). Tapi ternyata ada juga yang ga tau kalo dufan itu terbagi jadi kawasan2 amerika, eropa, asia, dll. Kita memperhatikan orang2 yang sudah naik niagara, koq basah kuyup ya? padahal seingatku, yang paling basah yang paling depan. Langsung pada nitip hp, kamera digital baju ke teman yang bawa kantong plastik. Kebetulan aku termasuk yang bawa kantong plastik, jadi tempat penitipan barang deh (klo pada lupa ngambil lumayan buat dijual,hehehe...). Tas aku jadi bertambah berat. Mba Titin antri paling depan, teman2 yang dibelakang sudah kompromi mau memposisikan mba titin di paling depan, biar basah. Eh taunya pas tiba giliran kami naik ke niagara, mba titinnya ga mau naik, malah keluar. Gagal deh rencana kita. Tapi kami ber10 tetap naik 5 orang, 5 orang. Matahari sudah terbenam, pemandangannya tidak bisa dinikmati. Tapi air menyembur dari arah kiri. Spontan kami menghindar ke kenan, perahu niagara oleng tapi tidak terbalik, namun kami tetap basah kuyup. Ada lebih dari 1 tempat semburan. Jadi terjawab pertanyaan kenapa semua yang naik niagara basah. Setelah itu kami berlari2 ke musholla untuk sholat magrib. Usai sholat kami menikmati kembang api. Setelah itu naik alap-alap sekalian mengeringkan baju. Wahana terakhir yang dinaiki adalah bianglala. Terakhir aku naik bianglala waktu SD, jadi sudah lupa rasanya. Novi & mas sugeng yang tinggal di bekasi sudah pulang duluan. Tinggal kami ber9. Naik bianglalanya ber5 dan ber4. Aku naik di tempat no 5, duduknya juga ber 5. Jalarta di malam hari cukup indah jika dilihat dari atas bianglala. Ternyata ada salah satu temanku yang takut ketinggian. Astaghfirullah... dia takut banget waktu bianglala itu muter berlawanan arah jarum jam klo dilihat dari depan. Dia terus menunduk dan bertanya ini sampai berapa putaran. Ada yang asal jawab mungkin 3 kali. Temanku yang lain sibuk foto2. Demi menenangkan temanku yang satu itu, kami becerita tentang orang2 kantor, berharap teman yang phobia ini ikut ngambung obrolan kita. Eh dia malah bertanya lagi, ini sudah 5 putaran, mau sampai kapan berhentinya? Dia terus menghitung, ternyata 12 putaran. Alhamdulillah dia tidak pingsan, muntah atau lain sebagainya. Putaran terakhir dia sudah tersenyum kembali. Syukurlah...
Akhirnya selesailah petualangan kami di dufan hari itu. Lisa & mas agus pulang bareng naik motor. Suryani yang rumahnya di semper naik bus umum. Sisanya, kami ber 6 naik busway. Nunggu busway lama, mana antriannya juga ramai. Aku benar2 khawatir apakah aku & irma yang rumahnya paling jauh bisa sampai di rumah. Karena tak tau bus 44 Senen-Ciledug masih ada atau tidak, aku memutuskan naik busway sampai blok M trus naik metromini 69. Tapi di 2 titik transit busway (matraman & dukuh atas) juga makan waktu. Di dukuh atas kami melihat ada semacam mesin tempat jual minuman otomatis. Jadi sistemnya harus beli kupon dulu ke penjaganya, kupon dimasukan ke mesin, pilih minuman yang diinginkan, lalu minuman itu akan keluar. Kami ber3 (aku, irma, mba titin) yang memang haus sekali langsung mupeng. Sayangnya SPG yang jualan kupon sudah pulang (itu sudah jam 10 malam). Yah... penonton kecewa. Rumah mba titin di kawasan blok M, blok A tepatnya. Aku bingung apakah aman kalo aku & irma tetap nekat pulang ke ciledug. Akhirnya aku tanya ke mba titin apakah bersedia menampung kami be2 di rumahnya. Alhamdulillah boleh. Sampai di blok M kami beli minum & makan sate padang. Trus naik bajaj ke rumah mba titin. Ternyata rumah mba titin memiliki beberapa kamar kost. ada 1 kamar yang kosong. Disitulah kami bermalam. Koran gratisan kini beralih fungsi jadi sajadah karena aku hanya membawa mukena.
Keesokan paginya aku bangun setengah 6 kurang 7 menit. Aku langsung ambil wudhu untuk sholat subuh. Lalu khodimat mba titin bilang sholatnya di ruang tamu saja sekalian ibu mau bicara. Aku menurut saja. Ternyata ibunya mba titin bilang menginap boleh saja, asalkan sholat jangan ditinggalkan. Suara ibunya mba titin itu mirip plant manager kantorku, jadi serem, perawakannya juga agak mirip. Aku mengangguk saja lalu segera pamit ke kamar untuk membangunkan irma sholat subuh. irma tidur lagi setelah sholat subuh. Sedangkan aku biasa urus2 di pagi hari, jadi aku tidak tidur. Aku mengelus2 kucing2 yang ada di rumah mba' titin. Kucingnya bersih2, lucu2. Jumlahnya lebih dari 15 ekor. Setiap kucing memiliki nama. Ibunya mba titin mempersiapkan jarum suntik tanpa jarum dan obat cacing. Ternyata kucing2 itu diberikan obat cacing dengan jarum suntik secara oral. Jarum suntik supaya lebih mudah memberikannya. Ibunya mba titin bercerita banyak. Beliau pernah ditahan di honolulu karena pakai jilbab (jilbab ibu mba titin syar'i). Beliau pernah ke singapura, ke arab, ke amerika dll untuk belajar. Beliau pernah kuliah di sastra jepang sampai selesai, terus kuliah bidang lain (aku lupa), sekarang sedang belajar sastra arab. Sepertinya semangat belajarnya tak pernah padam. Subhanallah... Beliau bilang orang pintar itu biasanya pandai menghitung dan menguasai bahasa termasuk bahasa asing. Profesi beliau guru di sekolah terbuka. Bisa mengajar bahasa inggris dan matematika.
Setengah jam setelah kucing2 diberi obat cacing, mereka diberi makan. Ibu mba' titin bilang gini "sayangilah makhluk Allah di muka bumi maka malaikat akan mendo'akanmu".
Setelah itu ibu mba titin ingin ke pasar mayestik, beliau mengajakku serta supaya tidak nyasar. Aku segera membangunkan irma dan menyuruh bersiap2 pulang. Kami pamit ke mba titin. Alhamdulillah akhirnya pagi itu aku pulang ke rumah naik 69 tanpa macet (biasanya macet di beberapa titik, diantaranya di kebayoran lama, di cipulir, kreo). It's sunday alhamdulillah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar